Perkembangan Alat Seduh Kopi Aeropress

perkembangan alat seduh aeropress

Pada tahun 2005, Alan Adler menemukan alat seduh kopi Aeropress. Alat seduh ini memiliki bentuk yang modern dan ekslusif. Alan Adler sendiri memegang lebih dari 40 hak paten, termasuk desain untuk sistem instrumentasi pesawat militer dan reaktor nuklir, juga untuk kapal, seruling, mainan, dan tentu saja alat pembuat kopi.

Sebagai profesor teknik mesin dari Stanford University, Alan Adler pernah memberikan kuliah tamu di NASA, Google, dan The Royal Aeronautical Society di London. Ia mengatakan bahwa ia membuat keputusan yang tepat untuk bertahan di bisnis kopi beberapa waktu lalu. Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa masa pensiunnya sudah dekat.

Adler beranggapan bahwa kehidupan kerjanya menjadi pilihan yang lebih sehat daripada menganggur setelah pensiun. Alat seduh kopi Aeropress yang ditemukannya awal abad 21 kini sangat populer di berbagai belahan dunia. Aeropress dikenal sebagai alat seduh yang praktis dengan rasa kopi yang nikmat.

Produk baru Aeropress yang akan datang, dijadwalkan untuk memperluas jalur penjualan Aeropress. Adler pun berkata, “Ini akan menjadi kombinasi antara desain dan aksesori.” Adler memastikan bahwa produk baru tersebut akan membuat penikmat kopi semakin menyukai Aeropress sebagai alat menyajikan secangkir kopi. Karena kepopulerannya, tak heran sering diadakan kejuaraan membuat kopi dengan Aeropress seperti World Aeropress Championship setiap tahunnya.

Sang penemu telah mengeksplorasi desain tekanan tinggi untuk Aeropress. Menurut Adler hasil seduhan menggunakan Aeropress sama kuatnya dengan espresso buatan mesin baik dalam hal persentase TDS maupun rasa dan tekstur.

Aeropress terdiri dari satu tabung (chamber) dan bagian penekan (plunger). Cara menggunakan Aeropress adalah kopi bubuk dimasukkan ke dalam chamber. Kemudian dituangkan air panas ke atas kopi; campuran ini diaduk sebelum disaring melalui mikrofilter dengan mendorong plunger ke bawah.

Terjadi dinamika dalam penggunaannya alat seduh kopi Aeropress. Sekitar tahun 2010an, tren dalam menggunakan alat seduh kopi Aeropress adalah dengan diputar balik (inverted), sehingga mengakibatkan dosis kopi cenderung lebih banyak. Ekstraksi lebih singkat dengan beberapa kali agitasi tambahan. Merespon hal tersebut, sang penemu pernah berujar:

“Saya telah bertanya pada banyak orang dan bertanya mengapa mereka menyeduh secara terbalik, dan mereka menjawab, kami diajari melakukannya seperti itu.”

“Saya pun mengatakan kepada mereka bahwa hal tersebut membuat kopi lebih pahit. Lalu mereka mencoba menyeduh dengan cara biasa dan mereka memberitahu saya kalau mereka menyukai cara normal tersebut (uninverted).”

Teknik uninverted dalam menggunakan Aeropress dikembalikan oleh Jeff Verellen, pemenang World Aeropress Championship tahun 2011 dan 2013. Berkat Jeff beberapa inovasi baru lahir dalam membuat kopi dengan Aeropress, salah satunya yaitu teknik blooming selama 30 detik.

Pada dasarnya, kita bisa bereksperimen menggunakan Aeropress sesuka hati. Sehingga Anda bisa menghasilkan rasa seduhan sesuai selera.

Tinggalkan komentar..

error: Isi konten ini dilindungi oleh hak cipta.